Bumi tak pernah berhenti beputar dari porosnya, dia terus berjalan seiring bergulirnya waktu. Dia selalu mengiringi perkembangan peradaban dan evolusi yang ada didalamnya sesuai ketentuan sang penciptaNya. Dia adalh saksi bisu nilai-nilai plus yang dilakukan oleh makhluk yang berpijak diatasnya, akan tetapi dia juga sebagai saksi bisu atas keculasan, kemungkaran, dan segala bentuk kebejatan moral yang telah terjadi diatasnya.
Islam sebagai agama rahmatan lil`alamin pada peneyebaran dan perkembangannya mampu beradaptasi dan mengadaptasikan peadaban-peradaban yang ada. Tak sedikit para mujahid yang wafat dimedan perang untuk memperthankan dan mejayakan agama Allah ini dimuka bumi. Namun tak bisa dipungkiri bahwa islam kalah pada perang salib namun janganlah kita menyerahkan kekalahan kita ini sebagai kekalahan ideologi namun hanya kalah pada casingnya saja.
Namun peperangan yang ada telah tiada, tak hanya islam akan tetapi berbagai idelogi dan kepercayaan mengamini tetang perihal perdamaian karena hal itulah yang menjadi proyek besar mereka. Akan tetapi mereka yang duduk dibelakangnya menjadikan proyek besar masyarakat majmuk dunia tersebut menjadi proyek egoisme. Mereka bersaing diatas ideloginya masing-masing demi kepentingan pribadi dan menyampingkan istilah perdamaian dimata mereka atau diantara mereka membutakan mata mereka sendiri untuk melihat dunia.
Dengan realita seperti itu posisi islamm sendiri tak ubahlkah seperti ideologi-ideologi yang lain. Nah disinilah saatnya muslim dunia harus satukan tekad untuk melanjutklan proyek perdamaian tersebut. Akan tetapi realita yang ada adalah justru islam sendiri terpilah-pilah menjadi sub-sub bagaian yang saling mencemooh, menyakiti, mengepalkan tangan dan mengacungkan pisau tajam mereka. Bukan nasionalis yang mereka tanamkan akan tetapi nasionalis fanati yang disini berarti mereka berdiri hanya diatas golongannya saja tidak sebagai muslim majmuk dan menjadi muslim yang lain. Dari sini kita bisa memaknai satu hal tentang negri kita.
Indonesia sebagai negara yang kaya atas budaya, suku dan adat istiadat seprtinya bila kita amati beberapa kurun terakhir ini meruypakan negara yang dipaksa untuk bersatu. Hal ini dikarenakan mereka saling mengandalkan ideologi dan kenasionalis fanatik mereka terhadap apa yang dipijak tanpa menghiraukan tujuan pancasila dan UUD yang telah disusun oleh petua-petua mereka terdahulu. Padahal bila kita tilik mayoritas besar mereka adalah muslim.
Islam sebagai agama rahmatan lil`alamin pada peneyebaran dan perkembangannya mampu beradaptasi dan mengadaptasikan peadaban-peradaban yang ada. Tak sedikit para mujahid yang wafat dimedan perang untuk memperthankan dan mejayakan agama Allah ini dimuka bumi. Namun tak bisa dipungkiri bahwa islam kalah pada perang salib namun janganlah kita menyerahkan kekalahan kita ini sebagai kekalahan ideologi namun hanya kalah pada casingnya saja.
Namun peperangan yang ada telah tiada, tak hanya islam akan tetapi berbagai idelogi dan kepercayaan mengamini tetang perihal perdamaian karena hal itulah yang menjadi proyek besar mereka. Akan tetapi mereka yang duduk dibelakangnya menjadikan proyek besar masyarakat majmuk dunia tersebut menjadi proyek egoisme. Mereka bersaing diatas ideloginya masing-masing demi kepentingan pribadi dan menyampingkan istilah perdamaian dimata mereka atau diantara mereka membutakan mata mereka sendiri untuk melihat dunia.
Dengan realita seperti itu posisi islamm sendiri tak ubahlkah seperti ideologi-ideologi yang lain. Nah disinilah saatnya muslim dunia harus satukan tekad untuk melanjutklan proyek perdamaian tersebut. Akan tetapi realita yang ada adalah justru islam sendiri terpilah-pilah menjadi sub-sub bagaian yang saling mencemooh, menyakiti, mengepalkan tangan dan mengacungkan pisau tajam mereka. Bukan nasionalis yang mereka tanamkan akan tetapi nasionalis fanati yang disini berarti mereka berdiri hanya diatas golongannya saja tidak sebagai muslim majmuk dan menjadi muslim yang lain. Dari sini kita bisa memaknai satu hal tentang negri kita.
Indonesia sebagai negara yang kaya atas budaya, suku dan adat istiadat seprtinya bila kita amati beberapa kurun terakhir ini meruypakan negara yang dipaksa untuk bersatu. Hal ini dikarenakan mereka saling mengandalkan ideologi dan kenasionalis fanatik mereka terhadap apa yang dipijak tanpa menghiraukan tujuan pancasila dan UUD yang telah disusun oleh petua-petua mereka terdahulu. Padahal bila kita tilik mayoritas besar mereka adalah muslim.
Think it….!!!!!
0 comments:
Post a Comment