Read More
-::: Beranda :::-
-::: Dengar BBC Indonesia :::-
-::: Our Links :::-
-
-::: Kawan Penulis :::-
- ->Aa` Ilan
- ->Anas
- ->Anto
- ->Adi Nurseha
- ->Bang Adhon
- ->Bos Miqdam
- ->Kang lutfi
- ->Kang Mawhib
- ->Mas Irwan Masduqi
- ->Mbak Mita
- ->Mbak Retno
- ->Nenk enik
- ->Non oO`
- ->Nona Desi Hanara
- ->Om Aan Za
- ->Zacky
- ->Maz Nikmat,Lc. -::: Islamic Links :::-
- ->JIL
- ->Hidayatullah
- ->Dudung
- ->Era muslim
- ->NU Online
- ->PCINU Mesir
- ->Swaramuslim
- ->PP.Tebuireng
- ->Tebuireng Center -::: Public Links :::-
- ->BBC indonesia
- ->Depdiknas
- ->Detik
- ->kompas
- ->Jawa Post
- ->Banjarmasin Post
- ->Leiden universiteit
- ->Harvard University
- ->CO.nr Domain
- ->Info Beasiswa
-::: 10 Recent Post :::-
All AbouT DoRaEmOn
Read More
Posted by MJ Institute at 6/27/2008 1 comments
Dia Seorang Wanita
Sang Pencipta yang jenius telah mengatur sedemikian rupa, sehingga makhluk yang diciptakannya begitu sempurna. Seekor sapi misalnya, dia hanya diberi umur pendek dan hanya diberi akal nafsu saja. Hal ini dikarenakan kedudukannya didunia untuk kemaslahatan manusia. Juga seorang manusia berjenis kelamin laki-laki diciptakan dengan kekuatan fisik yang lebih dari seorang wanita, hal ini dikarenakan kedudukanya sebagai yang memimpin dan mengayomi keluarganya. Begitu halnya seorang wanita yang tidak hanya berkedudukan sebagai khalifah dibumi, namun dia juga disebutkan dalam hadist diatas sebagai Khoiru mata`.
Seorang wanita diciptakan dengan berabagai kesempurnaan. Dengan kedua telapak tangan lembutnya dia mampu menjaga banyak anak secara bersamaan dalam waktu 18 jam-coba banyangkan!. Walaupun dia lembut, akan tetapi sang Khalik memberinya kekuatan untuk mengatasi banyak hal dengan luar biasa bahkan melebihi seorang laki-laki. Selain diberi kemampuan berfikir yang tinggi, dengan tutur katanya yang begitu lembut dia mempunyai kemampuan negosiasi yang tinggi.
Ketika seorang wanita meneteskan air matanya, ia memang terlihat lemah dan rapuh, seolah banyak beban baginya. Namun air mata baginya adalah salah satu cara mengekspresikan kegembiraannya, kegalauan cinta, kesepian, penderitaan dan juga kebanggaan. Wanita mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri. Dia mampu tersenyum, bahkan ketika hatinya menjerit, menyanyi saat menangis bahkan tertawa saat ketakutan dan hatinya begitu sedih mendengar berita sakit dan kematian
Apa yang disampaikan diatas tersangat khusus untuk seorang wanita sholihah “Addunya mata`un wa khoiru mata`ihaa al mar’atun ash sholihatun”. Sungguh tinggi derajat wanita jika mampu menjadi wanita yang seperti dengan label ini. Namun perlu diketahi bahwa lebih tinggi lagi derajatnya seorang laki-laki yang dalam hidupnya benar-benar menjadi imam dan mampu memabawa istrinya selalu dan selalu menjadi wanita berlabel sholihah yang mengantarkan kepintu syurga. Subhanallah.
Dengan berbagai kelebihan tersebut, hanya ada satu hal kelemahan wanita yaitu "Dia lupa betapa berharganya dirinya” sehingga banyak diantara mereka yang kemudian mengantar kepintu neraka. Na`udzhubillah.
Posted by MJ Institute at 6/21/2008 0 comments
Labels: Kajian
Haramy Perlu Uang Untuk Makan
Kenaikan BBM-Bahan Baku Minyak- dunia yang serentak di penjuru dunia membawa dampak perekonomian yang tidak bisa terelakkan lagi. lebih-lebih masyarakat kalangan bawah yang sebelumnya sudah terlalu gulung koming(apaan itu-kebingungan). Keadaan serba kekurangan mengakibatkan meningkatnya tekanan jiwa bagi banyak orang. Seorang kepala rumah tangga dari kalangan bawah misalnya, sebelum kenaikan BBM dia berusaha sekuat tenaga untuk menghidupi keluarganya dengan comot sana-sini, hutang sana-sini dsb..Nah sekarang bagaiaman nasib mereka?. kok untuk membiayai anaknya sekolah, Lawong buat makan saja kesulitan. Dengan keaadaan seperti ini tentunya bisa diprediksikan bahwa angka kriminalitas semakin meraja lela karena tidak sedikit diatara mereka yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuap nasi untuk dirinya, istri dan anaknya.Jum`at disubuh yang kelam itu misalanya, sebuah telepooon genggam dengan merek Samsung yang telah berada ditangan saya selama kurang lebih 6 bulan raib begitu saja yang mungkin diculik oleh orang dengan kategori diatas. Malam itu saya tidur seperti biasanya, berbaring ditempat tidur dan kubuka jendela agar angin segar malam masuk kedalam kamar pengapku dan tak lupa doa sebelum tidur(iya tah..?) juga tak lupa kuletakkan si Samsung disamping kepalaku yang sebelumnya telah aku set-up alarmnya.Dan seperti biasanya juga aku bangun setelah adzan subuh berkumandang(bisa tepat setelah adzan atau setelah matahari terbit hehehehe….yang penting setelah adzan subuh). Sebelum mataku benar-benar terbuka dengan sempurna, dalam benakku timbul sebuah pertanyaan ” kok nggak ada suara alarm si Samsung yah..?” . tengok kiri-tengok kanan, tengok atas, tengok bawah dan belakang tapi tidak kulirik batang hidung sisamsung sedetikpun. Kucoba looking-looking dibawah bantal, selimut dan juga kasur, namun hasilnya tetap nihil. Kucoba rada tenangkan diri yang gaduh akibat sembunyinya si Samsung dan kutunda penerusan pencarianku sampai mata sang mentari dan kawan-kawanku terbuka.Setelah mata sang mentari terbuka memancarkan cahaya dan sebagian teman-temanku telah bangun untuk menikmati indahnya pagi hari, kini saatnya kulanjutkan pencaharianku untuk menemukan dimana si Samsung nakal bersembunyi. Setalah kucari dari ujung barat sampai ujung timur dan dari ujung selatan keujung utara bumi juga aku tanyakan kebeberapa teman-temanku atas keberadaan si Samsung akhirnya aku memastikan si Samsung tidak bersembunyi atau akabur meninggalkanku, akan tetapi dia diculik oleh seorang haramy dan mungkin sekarang merindukanku( hehehehe…).kuhidupkan si Gygabyte dan kubuka software yahoo messenger untuk meng OL kan ID Y!M aku. Kebetulan saat itu keponakanku dan kusampaikan kepadanya untuk memberitahukan hal ini kepada orang tua dan istri tercintaku. Setelah beberapa saat kemudian ID Y!M istri tercinta berstatus OL. Setelah obrolan kami dimulai dengan salam , tanya kabar dan sedikit ungkapan kangen(hehehe..romantise)akupun beritahukan dia tantang penculikan si Samsung. Setelah aku menjawab pertanyaan kenapa, bagaimana darinya, dia mengatakan satu hal kepadaku “Mungkin dia lagi butuh uang untuk makan dia dan keluarganya, dan maz ikhlaskan saja yah…!!!”dan aku jawab “Iya sudah mz ikhlaskan kok” dalam hatiku seketika mengucapkan kalimat “Subhannallah” aku tidak menyangka wanita yang selama ini menemani dan menyirami hati ini dengan cinta mengatakan kalimat sebijak itu. Hati ini semakin sayang dengannya dan bergetar untuk jatuh cinta lagi kepada dirinya (Ya Allah berikan kami berakahmu dan bimibinglah cinta kami agar selalu dijalanmu sehingga cinta kami tidak mengurangi cinta kami kepadamu…Amiin – Pemabaca Amiin donk…!-.
Aku sadar bahwa Allah telah mencabut hak kepemilikan si Samsung pada malam itu. Tapi aku juga merasa bersalah karena aku berarti telah melalaikan amanat yang telah dititipkan kepadaku. Seperti yang dikatakan oleh istri tercinta, aku ikhlas jika dibawanya si Samsung memberikan penghidupan bagi sang haramy(Peminjam si Samsung tanpa dikembalikan-Pencuri) dan keluarganya. Namun lain lagi kalau dengan diculiknya si Samsung, sang haramy terjun kedalam dunia yang dilaknat, misalnya hasil penjualan si Samsung untuk membeli secangkir minuman keras atau segelintir ganja atau ekstasi atau bahkan untuk membeli kepuasan sesaat diatas ranjang. Jika seperti adanya aku hanya berharap agar penculik si Samsung segera diberikan hidayah oleh-Nya.
Aku punya pesan buat yang sudah atau yang akan terjun kedunia culik menculik khususnya penculik si Samsung, si Nokia, si Motorola dan si si lainya agar mempunyai sedikit belas kasihan dan sifat tenang saat penculikan dilakukan. Maksud aku disini adalah sebelum para penculik membawa kabur hasil culikannya setidaknya mereka tinggalkan mobilecardnya sehingga sipemilik tidak harus kehilangan nomer kesayangannya dan tidak kehilangan beribu-ribu atau mungkin berjuta-juta nomer contact yang telah dikumpulkan dan disimpannya bertahun-tahun.Sebelum aku tutup tulisan mbulet ini masih ada satu pesan lagi buat para haramy. Apakah itu?. Kalo nyulik HP, tolong chargernya dibawa serta donk…!.karena menurut psikolog: “seseorang yang melihat sisa kenangan pahitnya dimasa lampau, jiwanya akan terhanyut kembali dalam kepahitan itu”. Dan Charger merupakan salah satu sisa kenangan dari kepahitan itu.
Posted by MJ Institute at 6/17/2008 0 comments
Aku pingin muntah
Waduh setelah berdesakkan akhirnya aku bisa masuk juga ke bis sakral(plus penuh misteri) yang satu ini-tapi ya gituu sambil bergelantungan di pintu, tak ada celah bagiku untuk bernafas. Bahkan ketika sang kondektur datang untuk meminta ongkos pun aku kesulitan mengambilnya(bayangin aja bis dengan kapasitas 50 orang eh di masukin rame-rame paling sedikit 100 orang). Dan aku tahu kalo aku tidak bakal dapat tempat duduk sampai apartemen. why? Because ini adalah bis 80 coret,satu-satunya bis yang ngebawa santri azhar ke kedaerah H-10, dimana kebanyakan santri azhar dari luar negri(wafidin)bermukim.
Tak apalah aku berada disini diantara jepitan tubuh-tubuh raksasa mesir yang penting akau bisa sampai di apartemenku dengan cepat (dari pada nunggu bis berikutnya-mau nunggu sejam lagi-ya nggaklah..masak ya nggak donk….).
Upss..tapi ada yang aneh kali ini,aku pingin muntah,mual,BO(hide) aduh pokoknya yang berbau gitu deh. Perutini semakin berkeinginan kuat untuk mengeluarkan isinya lewat mulut. Aku sebenernya pingin berontak sehingga aku bis menahan mualku ini.
Sebenere ngomongin apa siieh…….kok bingung. Gini men,tahu sendirkan postur Indonesian, coba bayangin gimana kalo kita berdiri disamping raksasa Egyptian. Wah Indonesia Cuma sebahunya lah, dan masalahnya saat itu disampingku ada bapak-bapak Egyptian dan tangannya itu loo gie megang besi trailer Bis diatas saya(buat pegangan maksudnya), belum jelas juga-begini keteknyanya itu lohh, keteknya men, sekali lagi keteknya itu ada dimuka saya dan baunya itu loooo bikin aku pingin muntah.
Dengan kekuatan iman Ihsan dan sabar(walaah) akhirnya aku mampu bertahan sampai bapak-bapak itu turun lebih dulu ditepat tujuannya.
So dari pengalaman itu aku membuat tips jitu untuk mengatsinya. Oh ya tips ini khususnya untuk mahasiswa cairo yang naik bis kota dimusim panas:
1 Pakai masker-selain untuk menahan bau juga bisa menutupi wajah kamu yang kurang sedap dipandang mata itu (kwkwkwkw).kalau saya yang makai sih malah gak kelihatan gantengnya.hehehehehe....
2.Bawa Rexona untuk ketek - nanti kalo ada orang yang keteknya dipamerin depan kalian, langsung aja sodorin dan suruh pakai(nanti konskwensinya dia akan nurunin tangannya dan bilang ma`lisy dan syukron, trus kemungkinan dia langsung copot baju dan mengoleskan rexonamu, atau mungkin kamu ditonjok karena dia merasa terhina. Kapok luuu.
3.Kamu sewa bisnya dan suruh semua penumpangnya turun.kwkkwkwkw…..
Selamat mencoba tipsnya ya kawan. Good luck to get bau ketek selanjutnya….!!!
Posted by MJ Institute at 6/12/2008 0 comments
Labels: Atensi
Syahwat" Politik Kaum Santri
Berbeda dengan perkembangan keagamaan di dunia Eropa dan negeri-negeri Barat lainnya setelah renaissance, pemikiran Islam bisa disebut tak pernah mengalami sekularisasi. Pemisahan gerakan Islam dari dunia politik bisa dipandang penyimpangan ajaran Islam yang mudah dituduh sebagai konspirasi kekuatan anti-Islam.
Keterlibatan politik santri terlihat dari perjalanan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi terbesar santri yang lahir sejak sebelum kemerdekaan. Keduanya tak pernah benar-benar terbebas dari kegiatan politik walaupun menyatakan diri bukan gerakan politik seperti dirumuskan dalam khitah masing-masing. Kecenderungan demikian bisa dibaca dalam dinamika Muhammadiyah menjelang pemilihan pimpinan Ketua DPP PAN (Partai Amanat Nasional) di kongres awal April 2005 dan pergantian pimpinan PKB (Partai Kebangkitan Bangsa), yang keduanya menyatakan diri sebagai partai terbuka. Hubungan Islam dan politik amat jelas dalam dinamika partai-partai Islam atau berbasis komunitas muslim lainnya seperti PPP (Partai Persatuan Pembangunan) , PBB (Partai Bulan Bintang), PBR (Partai Bintang Reformasi), dan PKS (Partai Keadilan Sejahtera), serta partai-partai Islam lainnya.
Setelah selama Orde Baru, aktivis Muhammadiyah seperti bertapa politik, tetapi secara diam-diam terlibat dalam Golkar, PPP dan PDI (PDI-P). Runtuhnya rezim Orde Baru membuka peluang mereka mendirikan partai politik, seperti PAN (Partai Amanat Nasional). Sementara aktivis NU mendirikan PKB, aktivis lainnya mendirikan beberapa partai, PBB, PKS, PBR. Sejak awal kemerdekaan Muhammadiyah adalah anggota istimewa Masyumi hingga menjelang partai itu bubar. Di saat hampir bersamaan NU menjadi partai setelah memisahkan diri dari Masyumi.
BANYAK pihak memandang keterlibatan politik gerakan Islam dalam dunia politik bisa mempersulit pertumbuhan demokrasi. Kaum santri meletakkan keterlibatannya dalam dunia politik sebagai pemenuhan ajaran dan jalan pengabdian pada Tuhan (sabilillah) . Perdebatan hubungan Islam dan politik, khususnya keterlibatan gerakan Islam dan kaum santri dalam dunia politik tak pernah selesai dan terus mewarnai setiap fase perkembangan politik nasional.
Fokus perdebatan demikian bersumber dari dua pandangan dasar. Pertama, melihat dunia politik sebagai wilayah profan yang terbuka bagi partisipasi publik tanpa memandang kualitas keberagamaan atau ke-santri-an. Kedua, melihat dunia politik sebagai realisasi kebenaran ajaran agama (Islam) yang absolut dan hanya dikuasai sekelompok elite keagamaan dengan beragam sebutan seperti ulama, wilayatul faqih atau ahlul halli wal aqdi.
Berdasar pandangan kedua, partisipasi publik dalam pengambilan keputusan politik hanya melalui wasilah elite keagamaan yang di negeri ini dikenal sebagai kelas kiai dan ulama atau pemimpin gerakan Islam. Inilah penyebab sulitnya partai santri berkomunikasi terbuka dan dialogis dengan konstituen rakyat pemilih. Cara pandang ini menyebabkan aktivis politik santri sulit mengakomodasi kepentingan publik rakyat yang tergolong abangan atau priayi. Akibatnya, partainya kaum santri sulit memperoleh dukungan mayoritas pemilih yang mayoritas memeluk Islam. Ironisnya fakta politik ini seringkali dipandang sebagai rekayasa dan konspirasi kekuatan anti-Islam yang terus mempersulit perumusan kebijakan politik nasional ketika semua problem politik dilihat sebagai wilayah sakral dan tertutup.
"Syahwat" (hasrat) politik, istilah yang belakangan mulai akrab dipergunakan untuk melukiskan keterlibatan politik aktivis santri, merupakan gejala laten yang selalu melibatkan perdebatan rumit tentang halal-haram dan dosa-pahala dalam setiap tindakan dan kebijakan politik.
Pencairan problem politik santri di negeri berpenduduk mayoritas muslim ini lebih mungkin jika bisa dilakukan redefinisi agama sebagai tafsir nilai-nilai absolut yang bersumber dari kitab suci. Tafsir atas ayat-ayat dari kitab suci adalah hasil kreatif manusia yang berada pada wilayah kebudayaan yang profan.
Penempatan tafsir sebagai wilayah profan (kebudayaan) tersebut bukan berarti penurunan derajat ajaran Islam autentik, dalam arti sebagai wahyu yang termaktub dalam kitab suci, dalam wilayah profan sebagai produk budaya. Sebaliknya, reposisi tafsir itu justru lebih menjamin penempatan ajaran Islam tetap dalam posisi otentiknya sebagai sumber ajaran universal yang absolut dan sakral. Dari sini perdebatan hubungan Islam dan politik serta peran politik santri dalam dinamika politik nasional bisa dikembangkan menjadi lebih produktif. Reposisi tafsir dan ajaran otentik akan membuka dialog dan komunikasi politik santri dengan konstituen dari rakyat pemilih yang dalam kategori Geertz-ian tergolong priayi dan abangan menjadi lebih konstruktif.
Melalui proses demikian, aktivis politik santri dan partai Islam mengembangkan kebijakan dan program politik yang lebih memihak kepentingan publik rakyat pemilih. Dari sini dikembangkan praktik politik santri sebagai transformasi keberagamaan bagi penumbuhan kehidupan politik lebih demokratis dan pemberdayaan kehidupan sosial dan ekonomi mayoritas rakyat yang mayoritas muslim.
Hanya dengan demikian partai kaum santri diharapkan memperoleh dukungan mayoritas pemilih baik dalam pemilu (pemilihan umum) legislatif, pemilu presiden (pilpres), dan pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung.
HASIL pemilu legislatif, terutama pilpres 2004 merupakan pelajaran berharga aktivis politik santri. Kemenangan Golkar dan PDI-P merupakan hasil komunikasi politik dialogis dengan rakyat pemilih. Demikian pula perolehan suara Partai Demokrat yang mengejutkan dan peningkatan perolehan suara PKS. Bedanya, jika komunikasi politik Partai Demokrat lebih terbuka tanpa beban teologis, komunikasi PKS terkesan ad hoc tanpa memberi wewenang publik pemilih yang tergolong abangan dan priayi terlibat aktif dalam pengambilan kebijakan politik partai. Sulit bagi PKS dan partai santri berkembang sebagai partai besar tanpa pencairan beban teologis peletakan elite keagamaan (kiai, ulama, ahlul halli wal aqdi atau wilayatul faqih) sebagai pemegang otoritas perumusan kebijakan politik.
Sentimen teologis itu cukup merepotkan Presiden terpilih. Memori publik belum hilang saat Susilo Bambang Yudhoyono disibukkan oleh kritik atas anggota keluarganya yang diisukan memeluk agama selain Islam menjelang dan dalam pilpres 2004. Jusuf Kalla sendiri dalam posisi calon wakil presiden pasangan SBY sibuk mengenalkan diri sebagai keluarga NU dan Muhammadiyah sekaligus, selain sebagai anggota Kahmi. Sementara calon presiden PDI-P harus menggandeng Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi dan calon presiden Partai Golkar menggandeng Salahuddin Wahid, salah seorang Ketua PBNU, sebagai pasangan calon wakil presiden. Fenomena politik ini menunjukkan kekuatan politik laten gerakan sosial Islam seperti NU dan Muhammadiyah.
Problem serupa dihadapi PAN dalam pemilu dan pemilihan ketua umum DPP, seperti dihadapi Muhammadiyah dalam membangun hubungan dengan PAN yang memiliki hubungan historis dan kultural. Seluruh calon kuat Ketua PAN merasa perlu ber-audensi dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah guna meyakinkan organisasi ini tentang identitas kultural Muhammadiyah- nya.
Beberapa calon kepala daerah dari PAN juga melakukan hal yang sama dengan Muhammadiyah setempat. Sulit bagi calon Ketua Umum PAN memperoleh peluang menang dalam kongres di Semarang saat ini tanpa tiket Muhammadiyah, sama dengan calon Ketua PKB tanpa tiket NU, padahal keduanya menyatakan diri tidak terlibat dalam kegiatan politik (praktis).
Karena itulah penting menjelaskan dan menjernihkan hubungan Islam dan politik dengan menempatkan ajaran Islam sebagai tafsir yang berada dalam ranah budaya. Redefinisi ajaran Islam ini bisa menjadi dasar reposisi politik santri sebagai agenda transformasi religiusitas bagi pemberdayaan sosial, politik, dan ekonomi publik rakyat pemilih. Profetisasi (pemihakan pada pemberdayaan rakyat, meminjam istilah Kuntowijoyo) adalah dasar metodologis pengembangan agenda gerakan Islam seperti Muhammadiyah sebagai praktik kesalehan sosial.
Reposisi politik Islam merupakan paradigma pengembangan dialog partai santri dengan publik pemilih dalam keragaman keberagamaan dari kaum abangan dan priayi. Dari sini gerakan Islam yang berkiprah di ranah dakwah-sosial yang hampir tak pernah bebas dari keterlibatan politik bisa diletakkan basis dan modal sosial perpolitikan santri. Kepercayaan atas Tuhan yang digambarkan sebagai subyek Mahakuasa dengan ajaran-Nya sebagai referensi utama seluruh aspek kehidupan duniawi, difungsikan sebagai etos politik transformatoris pemberdayaan kehidupan sosial, ekonomi, dan politik bagi publik pemilih.
Karena itu Kongres PAN perlu merumuskan agenda politik berbasis trasformasi religiusitas tersebut. Muhammadiyah, yang anggotanya terlibat dalam banyak partai, seperti halnya NU, menyusun agenda pengembangan hubungan politik dengan PAN, partai santri, serta partai-partai yang menjadikan pemberdayaan rakyat sebagai agenda politik. Inilah tantangan bagi Muhammadiyah yang memasuki usia satu abad yang akan menyelenggarakan Muktamar Ke-45 bulan Juli 2005 di Malang.
Bagi gerakan Islam tertua itu inilah momentum revitalisasi pembaruan sosial dan budaya (kesalehan) yang sudah dimulai sejak didirikan tahun 1912 lalu. Dari sini hasrat politik santri difungsikan sebagai kekuatan etis transformasi kesalehan sosial. Melalui proses serupa gerakan dakwah dikembangkan sebagai modal sosial politik santri bagi pengembangan demokrasi di negeri berpenduduk mayoritas muslim ini.
Abdul Munir Mulkhan Pengajar UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
Posted by MJ Institute at 6/12/2008 1 comments